JANGAN MENYULITKAN
وقال النبي صلى الله عليه وعلى آله وسلم وهو
يبعث الناس: (يَسُرُّوا وَلاَ تُعَسِّرُوْا، وَبَشِّرُوْا وَلاَ تُنَفِّرُوْا،
فَإِنَّمَا بُعِثْتُمْ مُيَسِّرِيْنَ وَلَمْ تُبْعَثُوْا مَعَسِّرِيْنَ) (رواه
مسلم)
“Hendaklah kalian bersikap
memudahkan dan jangan menyulitkan. Hendaklah kalian menyampaikan kabar gembira
dan jangan membuat mereka lari, karena sesungguhnya kalian diutus untuk
memudahkan dan bukan untuk menyulitkan.” (HR. Muslim)
ISI KANDUNGAN HADITS :
1. Hadits tersebut diatas
maknanya sangat luas dan mendalam. Disebutkannya “jangan menyulitkan”
sebagai antonim setelah “bersikap memudahkan”, memberikan
penegasan, bahwa perintah tersebut tidak hanya temporer saja, namun dalam
segala kondisi. Karena bisa jadi seseorang memberi kemudahan pada orang lain di
satu waktu namun di waktu yang lain dia mempersulit. Begitu pula perintah
memberi kabar gembira dan larangan membuat lari.
Sebuah Hadits
menunjukkan kemudahan dari Rasulullah Saw bagi umat adalah :
Dari Anas bin Malik Ra.
sesungguhnya Rasulullah Saw. bersabda :
"Barangsiapa lupa
shalat, hendaknya menjalankannya saat mengingatnya, tidak ada tebusan kecuali
itu." (HR. Bukhari, no. 597 dan Muslim, no. 314)
2. Rasulullah Saw, ketika
mengutus sahabat Mu’adz bin Jabal dan Abu Musa Al Asy’ari -Radhiyallahu
‘anhumaa-untuk berdakwah ke Yaman, beliau menyampaikan "pesan emas"
kepada kedua sahabat tersebut :
“Berilah kemudahan dan
jangan mempersulit, Berilah kabar gembira dan jangan membuat mereka lari..”
(HR Bukhari dan Muslim)
3. Kita sering tidak sadar
telah membuat orang lain lari dengan mendakwahkan hal-hal yang memberatkan
mereka,yaitu dengan menekankan hal-hal yang sunnah menjadi seolah wajib, dan
menekankan hal mubah seolah-oleh makruh bahkan haram.
Salah satu contoh sederhana
adalah tentang pakaian. Apakah sehari-hari kita harus pakai gamis,
berpeci, dan celana setengah betis? Jawabannya, tentu tidak. Sebagian dari itu
sunnah saja dan sebagian yang lain mubah. Kondangan pake batik atau baju koko,
tidak masalah, malah bagus.
Pakaian boleh apa saja
asal menutup aurat dengan sempurna.
Jilbab tidak harus hitam, boleh
warna lain asal tidak mengundang perhatian.
4. Ulasan ini bukan berarti
untuk melemahkan semangat kita dalam menjalankan ajaran yang sunnah,
namun untuk memberi wawasan bahwa seringkali kita mendakwahkan sesuatu yang
tanpa kita sadari ternyata "memberatkan" objek dakwah kita, yaitu
memberi kesan bahwa yang sunnah itu wajib, dan yang mubah itu
makruh atau haram.
Dari Jabir bin
Abdillah Ra, Rasulullah Saw. bersabda :
"Sesungguhnya Allah
tidak mengutusku menjadi orang yang mempersulit (masalah) dan orang yang
mencari-cari kesulitan, tetapi sebagai pendidik yang memudahkan." (HR.
Muslim No. 29)
AYAT AL QUR'AN YG BERKAITAN DNG
HADITS :
1. Allah SWT berfirman :
............
"Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran
bagimu.......... "(QS. Al-Baqarah/2, Ayat : 185)
2. Allah SWT berfirman :
"Maka berkat rahmat
Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu
bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari
sekitarmu..."(QS. Ali 'Imran/3, Ayat : 159)
3. Allah SWT berfirman :
"Serulah (manusia)
kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah
dengan mereka dengan cara yang baik.... "
(QS. An-Nahl/16, Ayat : 125)
No comments:
Post a Comment