┏ ﷽🔴💝🔴🍃 ━━━┓
*ONE DAY ONE HADITS*
Senin, 20 Januari 2020 / 24
Jumadil 'Ula 1441 H.
*"Menumbuhkan Rasa Malu
Sesuai Proporsinya"*
عَنْ أَبِي مَسْعُوْدٍ عُقْبَةَ بِنْ
عَمْرٍو الأَنْصَارِي الْبَدْرِي رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ ، قَالَ رَسُوْلُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنَّ مِمَّا أَدْرَكَ النَّاسُ مِنْ
كَلاَمِ النُّبُوَّةِ الأُوْلَى، إِذَا لَمْ تَسْتَحِ فَاصْنَعْ مَا شِئْتَ .
[رواه البخاري]
Artinya :
_Dari Abu Mas’ud Uqbah bin Amr
Al Anshary Al Badry radhiallahuanhu dia berkata, Rasulullah ﷺ bersabda : "Sesungguhnya ungkapan yang telah dikenal
orang-orang dari ucapan nabi-nabi terdahulu, adalah jika engkau tidak malu
perbuatlah apa yang engkau suka."_ (Riwayat Bukhori)
*Pelajaran yang terdapat pada
hadits di atas :*
1. Malu merupakan tema yang
telah disepakati oleh para nabi dan tidak terhapus ajarannya.
2. Jika seseorang telah
meninggalkan rasa malu, maka jangan harap lagi (kebaikan) darinya sedikitpun.
3. Malu merupakan landasan
akhlak mulia dan selalu bermuara kepada kebaikan. Siapa yang banyak malunya
lebih banyak kebaikannya, dan siapa yang sedikit rasa malunya semakin sedikit
kebaikannya.
4. Rasa malu merupakan perilaku
dan dapat dibentuk. Maka setiap orang yang memiliki tanggung jawab hendaknya
memperhatikan bimbingan terhadap mereka yang menjadi tanggung jawabnya.
5. Tidak ada rasa malu dalam
mengajarkan hukum-hukum agama serta menuntut ilmu dan kebenaran. Allah ta’ala
berfirman:
وَاللّٰهُ
لَا يَسْتَحْيٖ مِنَ الْحَـقِّ ۗ ...۞
_“Dan Allah tidak malu
dari kebenaran.“_ (QS. Al-Ahzab 33: 53).
6. Diantara manfaat rasa malu
adalah ‘Iffah (menjaga diri dari perbuatan tercela) dan Wafa’ (menepati janji).
7. Rasa malu merupakan cabang
iman yang wajib diwujudkan.
*Tema hadits yang berkaiatan
dengan ayat Al-Qur'an :*
1. Menumbuhkan rasa malu sesuai
proporsinya;
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا
تَدْخُلُوا بُيُوتَ النَّبِيِّ إِلا أَنْ يُؤْذَنَ لَكُمْ إِلَى طَعَامٍ غَيْرَ
نَاظِرِينَ إِنَاهُ وَلَكِنْ إِذَا دُعِيتُمْ فَادْخُلُوا فَإِذَا طَعِمْتُمْ
فَانْتَشِرُوا وَلا مُسْتَأْنِسِينَ لِحَدِيثٍ إِنَّ ذَلِكُمْ كَانَ يُؤْذِي
النَّبِيَّ فَيَسْتَحْيِي مِنْكُمْ وَاللَّهُ لَا يَسْتَحْيِي مِنَ الْحَقِّ
وَإِذَا سَأَلْتُمُوهُنَّ مَتَاعًا فَاسْأَلُوهُنَّ مِنْ وَرَاءِ حِجَابٍ ذَلِكُمْ
أَطْهَرُ لِقُلُوبِكُمْ وَقُلُوبِهِنَّ وَمَا كَانَ لَكُمْ أَنْ تُؤْذُوا رَسُولَ
اللَّهِ وَلا أَنْ تَنْكِحُوا أَزْوَاجَهُ مِنْ بَعْدِهِ أَبَدًا إِنَّ ذَلِكُمْ
كَانَ عِنْدَ اللَّهِ عَظِيمًا ۞
_"Hai orang-orang yang
beriman, janganlah kamu memasuki rumah-rumah Nabi kecuali bila kamu diizinkan
untuk makan dengan tidak menunggu-nunggu waktu masak (makanannya). Tetapi jika
kamu diundang, maka masuklah; dan bila kamu selesai makan, keluarlah kamu tanpa
asyik memperpanjang percakapan. Sesungguhnya yang demikian itu akan mengganggu
Nabi, lalu Nabi malu kepadamu (untuk menyuruh kamu keluar), dan Allah tidak
malu (menerangkan) yang benar. Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada
mereka (istri-istri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang
demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka. Dan tidak boleh kamu
menyakiti (hati) Rasulullah dan tidak (pula) mengawini istri-istrinya sesudah
ia wafat selama-lamanya. Sesungguhnya perbuatan itu adalah amat besar (dosanya)
di sisi Allah. Jika kamu melahirkan sesuatu atau menyembunyikannya, maka
sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala sesuatu."_ [QS. Al-Ahzab:
53]
*والله اعلم بالصواب...*
*Semoga kita selalu mendapatkan
ilmu yang bermanfaat dan dimudahkan untuk beramal sholeh. Hanya Allah-lah yang
memberi taufik dan hidayah...*
•┈••○❁🌻💠🌻❁○••┈•
No comments:
Post a Comment